Selasa, 17/09/2024 03:18 WIB

Profil dan Sejarah "Bumi Panji Sakti" Kabupaten Buleleng

Buleleng di masa kerajaan memiliki seorang raja dengan kesaktian luar biasa bernama Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Tugu Singa Ambara Raja di Kabupaten Buleleng (Foto: Palm Living)

Balimemo.com - Bumi Panji Sakti, demikian julukan yang disematkan kepada Kabupaten Buleleng, kabupaten yang berada di utara Pulau Bali. Julukan itu diberikan bukan tanpa alasan, mengingat Buleleng di masa kerajaan memiliki seorang raja dengan kesaktian luar biasa bernama Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Dikutip dari buku `Ensiklopedia Kerajaan Indonesia Jilid 1` terbitan Mediantara Semesta yang ditulis Nur Asiah, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti atau pemilik nama lengkap I Gusti Anglurah Panji Sakti, merupakan putra penguasa Kerajaan Gelgel, Klungkung yang lahir dari rahim seorang selir.

Khawatir Panji Sakti akan mewarisi tahta kerajaan, dia diasingkan ke kampung halaman ibunya di Den Bukti, sebuah wilayah yang berada di Bali utara saat itu. Di Den Bukit, Panji Sakti tanpa kesulitan menyatukan wilayah-wilayah sekitarnya, hingga akhirnya membangun Kerajaan Buleleng dan menjadi raja pada tahun 1660.

Di bawah kepemimpinan Panji Sakti, Buleleng berhasil mencapai masa kejayaan. Bahkan, Kerajaan Buleleng memperluas wilayah kekuasaan hingga ke Jembrana, Blambangan, dan Pasuruan.

Kerajaan Buleleng pada masa itu juga diuntungkan karena bersisian dengan pantai, yang dimanfaatkan sebagai pelabuhan tempat bandar dagang, untuk menyalurkan hasil bumi dari dan ke luar Pulau Bali.

Dari sisi militer, Panji Sakti memiliki pasukan perang yang terkenal kuat. Pasukan ini dinamai Taruna Goak, yang dipimpin oleh Tambang Sampun dan diwakili I Gusti Made Bahatan. Persenjataan yang dimiliki pasukan tempur ini juga tak hanya senjata tradisional, melainkan senjata api yang didapatkan secara diam-diam.

Sayangnya, puncak kejayaan Kerajaan Buleleng berlangsung singkat. Pasca Panji Sakti meninggal pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mengalami kemunduran akibat perbedaan pendapat di antara putra-putranya. Selama periode 1732-1752, Kerajaan Buleleng dikuasai oleh Kerajaan Mengwi, sebelum kemudian beralih ke Kerajaan Karangasem.

Secara geografis, Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Laut Bali di sebelah utara, Kabupaten Karangasem di timur, Kabupaten Jembrana/Kabupaten Tabanan/Kabupaten Badung/Kabupaten Bangli di selatan, dan Kabupaten Jembrana di barat.

Dengan topografi pesisir pantai dan pegunungan, Kabupaten Buleleng terbagi dalam sembilan kecamatan, 129 desa, dan 19 kelurahan. Sembilan kecamatan tersebut ialah Kecamatan Grokgak, Kecamatan Seririt, Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Banjar, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, dan Kecamatan Tejakula.

Mayoritas masyarakat Buleleng (89,38 persen) beragama Hindu, sisanya ialah Islam (9,23 persen), Protestan (0,66 persen), Katolik (0,2 persen), Buddha (0,51 persen), Konghuchu (0,01 persen), dan agama kepercayaan (0,003 persen).

TAGS : Kabupaten Buleleng Profil Wilayah Bumi Panji Sakti Bali




TERPOPULER :