Minggu, 08/09/2024 10:23 WIB

Asosiasi Pelabuhan ASEAN Siapkan Strategi Turunkan Biaya Logistik Pelabuhan

Asosiasi Pelabuhan ASEAN (APA) telah menyiapkan strategi untuk menurunkan biaya logistik yang dikeluarkan oleh pengguna jasa kepelabuhanan melalui sistem maritim tunggal.

Ilustrasi pelabuhan (Foto: Unsplash, Michael Descharles)

Balimemo.com - Asosiasi Pelabuhan ASEAN (APA) telah menyiapkan strategi untuk menurunkan biaya logistik yang dikeluarkan oleh pengguna jasa kepelabuhanan melalui sistem maritim tunggal.

Ketua APA, Bui Van Quy mengatakan, sistem maritim tunggal merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung konektivitas dan penurunan biaya logistik di kawasan Asia Tenggara.

"Kami menargetkan untuk membangun ekosistem yakni ASEAN Maritime Single Window," kata Ketua APA, Bui Van Quy di Bali, pada Selasa (14/11).

Ekosistem yang dibangun ini mendukung serta mengedepankan digitalisasi yang memberikan efisiensi sekaligus melindungi lingkungan dan penurunan emisi karbon. Karenanya, sistem maritim tunggal menjadi salah satu topik penting dalam pertemuan APA ke-47.

"Kami bisa menghemat cara kerja, waktu, dan efisiensi yang tinggi untuk rantai pasok jadi semua akan mendapat keuntungan dari konektivitas modern dan digitalisasi," jelas Bui Van Quy.

Meski secara umum, belum ada detail biaya logistik rata-rata di ASEAN, Bui Van Quy menambahkan, biaya tersebut berkaitan langsung dengan budaya operasional di masing-masing pelabuhan di negara ASEAN.

"Biaya logistik bisa menurun jika membangun pelabuhan yang seluruhnya beroperasi secara otomatis dibandingkan pelabuhan konvensional yang memakan biaya tinggi," imbuh dia.

Sementara itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, biaya logistik Indonesia mencapai 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang hanya mencapai 13 persen dari PDB.

Lebih lanjut, Direktur SDM dan Umum Pelindo, Ihsanuddin Usman menyebutkan, pihaknya memperpendek waktu standar (port stay) dan masa tinggal kontainer di terminal, dengan menyatukan sistem pelayanan dan pembayaran melalui aplikasi digitalisasi untuk efisiensi operasional.

Dengan demikian, maka operasional di pelabuhan bisa dilakukan lebih cepat, kemudian dapat menurunkan biaya bahan bakar hingga biaya sewa kapal bisa ditekan.

"Jadi otomatis ketika dulu membutuhkan tiga hari misalnya di salah satu pelabuhan pelindo, sekarang hanya membutuhkan satu hari," ujar dia.

Data Indeks Performa Logistik 2023 oleh Bank Dunia menempatkan Indonesia di peringkat ke-61 dengan skor 3,0. Sedangkan Vietnam dan Filipina berada di peringkat yang lebih baik, yakni ke-43 dengan skor 3,3.

Thailand berada di peringkat ke-34 dengan skor 3,5, Malaysia di peringkat ke-26 dengan skor 3,6. Singapura sendiri berada pada peringkat pertama dengan total skor 4,3.

TAGS : Bali Asosiasi Pelabuhan ASEAN Ekonomi Logistik




TERPOPULER :