Tradisi Mebuug Buugan di Bali (Foto: Pemkab Badung)
Balimemo.com - Setiap daerah pasti memiliki tradisi menarik yang sarat akan makna dan maksud tertentu. Senada dengan itu, di Bali juga terdapat sebuah tradisi yang cukup unik dan memiliki filosofi tertentu, yaitu Mebuug Buugan.
Tradisi ini bahkan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) sejak tahun 2009.
Mebuug Buugan berasal dari kata Buug yang berarti tanah. Tradisi mandi lumpur ini dilakukan sebagai simbol untuk mensucikan diri dari hal-hal negatif. Tradisi ini dilakukan sehari setelah Hari Raya Nyepi.
Tradisi unik ini bertujuan memohon anugerah kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) agar diberikan kesejahhateraan dan keselamatan. Serta sebagai gambaran dari belenggu kekuatan bhuta dan keterbatasan manusia dari kekuatan bhuta.
Rangkaian Kegiatan Mebuug Buugan diawali dengan melakukan persembahayangan di Pura Kahyangan Desa untuk memohon kelancaran kegiatan dan dapat terlaksana dengan baik.
Selanjutnya, seluruh masyarakat akan menuju mangrove untuk melumuri tubuhya dengan lumpur. Lumpur ini disimbolkan sebagai kotoran yang melekat pada diri manusia.
Pada tahap akhir, masyarakat kemudian menuju pantai untuk mendi dengan air laut sebagai perumpamaan pembersihan jasmani dan rohani manusia.
TAGS : Bali Budaya Hari Raya Nyepi Mebuug Buugan