Praktik di LKP OTC Bali (Foto: Dok. OTC Bali)
Balimemo.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa menempuh jenjang pendidikan formal setinggi mungkin merupakan ikhtiar untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Sayangnya, cara ini tak melulu berhasil, bila melihat maraknya fenomena sarjana pengangguran di tengah masyarakat.
Bali, sebagai surganya pariwisata di dunia, juga tak luput dari problematika ini. Meski menyediakan berbagai lapangan pekerjaan berbagai sektor, menurut data BPS 2023, terdapat total 72.421 pengangguran yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Bahkan, data tersebut menyajikan statistik cukup mengejutkan, karena Kota Denpasar sebagai ibu kota provinsi, berada di peringkat kedua tingkat pengangguran tertinggi dengan jumlah 12.379 orang. Kota Denpasar hanya lebih baik dari Kabupaten Buleleng yang mencatatkan 17.051 pengangguran di posisi pertama.
Kini, alih-alih meratapi nasib, ada baiknya mulai mencoba peruntungan melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Meski kerap kali luput dari perhatian masyarakat karena faktor gengsi, lembaga pendidikan non-formal ini terbilang sukses menghasilkan lulusan yang siap bekerja dan terserap ke dunia industri.
Kisah sukses LKP ditorehkan oleh Overseas Training Center (OTC) Bali. Berlokasi di Gg. Marga, Tegal Tugu, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, OTC Bali sukses menghasilkan lulusan yang seluruhnya terserap ke berbagai industri perhotelan dan kapal pesiar di luar negeri.
CEO OTC Bali, I Wayan Rediyasa mengatakan pihaknya menerapkan program pembelajaran dan pelatihan selama satu tahun. Enam bulan pertama, peserta didik akan menjalani pendidikan di LKP OTC Bali, sedangkan enam bulan sisanya akan dikirim ke industri perhotelan di sejumlah negara.
"Salah satu yang melakukan permintaan paling banyak itu Taiwan, di samping juga ada Thailand, Doha (Qatar), Dubai (Uni Emirat Arab), dan lain sebagainya," kata Rediyasa saat ditemui Balimemo.com beberapa waktu lalu.
Tahun lalu, LKP OTC Bali memiliki 2.000 peserta didik. Rediyasa mengklaim seluruh peserta tersebut kini sudah bekerja di Taiwan. Bahkan, pihaknya kewalahan memenuhi permintaan dari Thailand dengan negara lainnya, mengingat terbatasnya peserta didik.
"Sehingga 2024 ini kami sudah membuat legalitas lagi terutama Sending Organization (SO) di Thailand, SO di Jepang, dan SO di Taiwan. Kurang lebih di angka 3.000-an. Kami berkomitmen 2024/2025 ini peserta didik di LKP sekitar 3.000 peserta yang bisa diberangkatkan," sambung dia.
Adapun selama menjalani proses magang di Taiwan, peserta didik OTC Bali akan mendapatkan gaji tak kurang dari Rp10.000.000 per bulan atau Rp60.000.000 selama enam bulan magang. Jumlah ini berpeluang meningkat apabila telah mendapatkan kontrak kerja dari perusahaan tempat melakukan magang.
"Anak-anak yang datang dari Taiwan ketika kami ajukan kapal pesiar dan hotel di Doha dan Dubai, ketika dilihat punya sertifikat sudah pernah magang di Taiwan, mereka di-interview tidak banyak lagi. Mereka sudah tahu standar dan kualitas anak-anak," kata Rediyasa.
Calon peserta didik yang tertarik mendaftar di LKP OTC Bali, silakan mengklik website resmi untuk informasi lebih lanjut.
TAGS : OTC Bali LKP Lembaga Kursus I Wayan Rediyasa