Tradisi Mebuug Buugan di Bali (Foto: Pemkab Badung)
Balimemo.com - Bali memunyai memiliki sejarah panjang dengan berbagai tradisi dan ritual yang telah berkembang dan berubah seiring waktu. Namun situasi zaman memaksa harus tersingkirkan. Beberapa tradisi Bali yang sudah punah atau mengalami penurunan drastis dalam praktiknya antara lain:
-
Ngendag Layon:
- Tradisi ini melibatkan membawa jenazah berkeliling desa sebelum dikremasi. Praktik ini sudah jarang dilakukan karena alasan praktis dan modernisasi.
-
Nyanggar:
- Nyanggar adalah ritual purifikasi yang melibatkan tari-tarian yang dilakukan di atas api. Ritual ini sudah sangat jarang ditemukan di Bali modern karena dianggap terlalu berbahaya.
-
Ngerebong:
- Upacara ini dilakukan untuk menyeimbangkan energi alam dengan mengorbankan binatang seperti kerbau atau babi. Ngerebong kini hanya dilakukan di beberapa desa tertentu dan tidak seintensif dulu.
-
Mesabatan Biuh:
Baca juga.. :
- Tradisi ini melibatkan perang pisang, di mana dua kelompok saling melempar pisang untuk memohon kesuburan dan keberuntungan. Mesabatan Biuh sudah hampir tidak pernah dilakukan lagi.
-
Mebaligya:
- Ini adalah tradisi untuk mengantar roh leluhur ke tempat peristirahatan terakhir dengan membawa berbagai macam sesajen. Praktik ini sudah sangat jarang ditemukan.
-
Makepung:
- Makepung adalah tradisi balap kerbau yang dulunya sangat populer di Bali. Meskipun masih ada beberapa wilayah yang melakukannya, jumlahnya sangat menurun.
-
Perang Pandan (Mekaré-karé):
- Tradisi ini melibatkan perang ritual dengan menggunakan daun pandan berduri sebagai senjata. Tradisi ini masih ada di beberapa desa seperti Tenganan, tetapi tidak sepopuler dulu.
-
Ngusaba Gede:
- Upacara besar yang dilakukan untuk memohon kesuburan dan keselamatan desa, biasanya melibatkan seluruh anggota desa. Tradisi ini sudah mulai ditinggalkan karena kompleksitasnya.
-
Megibung:
- Megibung adalah tradisi makan bersama dari satu nampan besar yang dibagi oleh beberapa orang. Meskipun masih ada, tradisi ini semakin jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
-
- Upacara kremasi massal untuk mengurangi biaya dan tenaga. Meskipun masih ada di beberapa tempat, praktik ini semakin berkurang karena upacara ngaben individual lebih sering dilakukan.
Tradisi tersebut mengalami penurunan atau bahkan punah karena berbagai faktor, termasuk modernisasi, perubahan sosial, biaya tinggi, dan kurangnya pemahaman generasi muda tentang pentingnya mempertahankan tradisi ini. Upaya pelestarian dan dokumentasi terus dilakukan oleh berbagai pihak untuk menjaga warisan budaya Bali.
TAGS : Sejarah Bali Tradisi Ritual Ngaben Massal