MRT di Jakarta (Foto: Unsplash/Anisetus Palma)
Balimemo.com - Dalam waktu kurang dari dua bulan ke depan, pembangunan transportasi berbasis mass rapid transit (MRT) di Bali akan segera dimulai. PT Bumi Indah Prima (BIP) akan bertindak sebagai investor utama proyek Bali Urban Rail and Associated Development (Bali Subway) tersebut.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di Sanur, Denpasar, pada Rabu (24/7) lalu, terungkap bahwa peletakan batu pertama (groundbreaking) akan dilaksakan pada September 2024.
Selain itu, berikut ini sederet fakta menarik tentang proyek ambisius Bali Subway yang berhasil dirangkum Balimemo.com:
1. Investasi Besar-besaran
Proyek MRT Bali Subway akan memakan biaya total US$ 20 miliar. Tahap pertama dan kedua membutuhkan investasi senilai US$10,8 miliar atau sekitar Rp 175 triliun. Skema pendanaan ini sepenuhnya dari swasta, tanpa menggunakan APBN atau APBD.
2. Rencana Pembangunan Bertahap
Bali Subway akan dibangun secara bertahap. Yakni: Fase I meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai - Central Parkir Kuta - Seminyak - Berawa - Cemagi; Fase II meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai - Jimbaran - Universitas Udayana - Nusa Dua; Fase III Central Parkir Kuta - Sesetan - Renon - Sanur; dan Fase IV Renon - Sukawati - Ubud.
3. Desain Teknologi Maju
Managing Director PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SDBJ), Ketut Pasek Senjaya mengklaim Bali Subway akan menggunakan sistem transportasi menggunakan double track. Teknologi ini memungkinkan pergerakan dua arah secara bersamaan.
PT SBDJ dan PT BIP juga akan membangun infrastruktur utilitas pendukung seperti telekomunikasi, tenaga listrik, hingga transit oriented development (TOD).
4. Target Penyelesaian
Direktur Utama PT SBDJ Ari Askhara menargetkan pembangunan fase pertama akan selesai pada awal 2028. Selanjutnya, berlanjut pembangunan fase kedua rute Bandara Ngurah Rai menuju Nusa Dua, dengan target rampung 2031.
5. Diragukan Pj Gubernur Bali
Proyek Bali Subway ternyata sempat diragukan oleh Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. Dia menyebut kemampuan fiskal Pemerintah Provinsi Bali tidak mungkin mendanai proyek mahal tersebut.
Namun, Pj Gubernur Bali akhirnya optimistis setelah mendengar hasil pemaparan investor yang ditunjuk, karena pembangunan Subway Bali akan menggunakan pendekatan business to business atau B2B.
6. Tak Gunakan APBD maupun APBN
Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa, dengan tegas memastikan pemabngunan proyek Bali Subway tidak akan menggunakan APBD maupun APBN. Dia menyebut para investor yang terlibat memiliki perhitungan mereka sendiri.
"Yang penting nanti itu tiket. Misalnya ada tiket untuk masyarakat Bali asli dengan harga yang sangat terjangkau. Itu janji dari program ini," kata Suharso.
TAGS : Bali Subway Proyek MRT Transportasi Massal