Jum'at, 20/09/2024 04:50 WIB

Mitos Mengerikan Saat Mendaki Gunung Agung

Salah satu mitos yang cukup terkenal adalah larangan mengenakan baju dengan warna tertentu saat mendaki atau mengunjungi kawasan Gunung Agung.

Pemandangan Gunung Agung (Foto: Unsplash/Geio Tischler)

Balimemo.com - Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara. Gunung tertinggi di Pulau Dewata ini merupakan salah satu surganya para pendaki gunung karena keindahan yang dimilikinya.

Namun, di balik itu, gunung ini dianggap sebagai tempat yang sangat sakral oleh masyarakat Bali, dan banyak mitos serta kepercayaan yang mengelilinginya.

Salah satu mitos yang cukup terkenal adalah larangan mengenakan baju dengan warna tertentu saat mendaki atau mengunjungi kawasan Gunung Agung. Mitos ini berakar dari kepercayaan dan tradisi budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Di antara warna-warna yang dilarang, hijau dan merah sering disebut sebagai warna yang tidak boleh dipakai di Gunung Agung. Menurut kepercayaan lokal, warna hijau dianggap sebagai warna yang identik dengan Dewi Sri, dewi padi dan kesuburan.

Oleh karena itu, mengenakan baju hijau saat berada di Gunung Agung dianggap tidak pantas karena bisa menarik perhatian energi spiritual yang tidak diinginkan.

Sementara itu, warna merah dihindari karena dianggap sebagai simbol amarah dan kekerasan, yang dikhawatirkan dapat membangkitkan kekuatan negatif di gunung yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan roh leluhur.

Asal usul larangan ini berakar dari keyakinan Hindu Bali dan sejarah panjang penghormatan terhadap Gunung Agung. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal para dewa dan sebagai poros spiritual Bali, yang disebut sebagai `Pusering Jagat` atau pusat dunia.

Karenanya, segala aktivitas di sekitar gunung ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan rasa hormat. Larangan mengenakan warna tertentu mungkin telah berkembang dari berbagai ritual dan aturan adat yang dimaksudkan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dan alam semesta.

Meskipun modernisasi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat Bali, banyak orang masih memegang teguh tradisi dan kepercayaan mereka. Larangan mengenakan warna tertentu di Gunung Agung masih dihormati oleh banyak penduduk lokal dan bahkan oleh beberapa wisatawan yang ingin menghormati adat setempat.

Bagi mereka yang mematuhi larangan ini, bukan hanya karena takut akan hal-hal buruk, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

Mitos tentang larangan mengenakan baju dengan warna tertentu di Gunung Agung mungkin terlihat sederhana, tetapi memiliki makna mendalam bagi masyarakat Bali. Ini adalah refleksi dari cara mereka menghormati alam dan makhluk spiritual yang mereka yakini bersemayam di gunung tersebut. Bagi wisatawan, memahami dan menghormati kepercayaan ini adalah cara untuk memperkaya pengalaman mereka di Bali dan menunjukkan penghargaan terhadap budaya lokal.

TAGS : Gunung Agung Mitos Bali Tradisi dan Budaya Kabupaten Karangasem




TERPOPULER :