Kamis, 19/09/2024 08:38 WIB

Male, Tradisi Unik Muslim Jembrana saat Maulid Nabi SAW

Salah satu tradisi yang cukup unik di Jembrana ialah Male yang dapat dijumpai setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Male berbentuk rumah saat menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Jembrana (Foto: Balimemo.com)

Balimemo.com - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan beragam cara oleh umat Islam di Indonesia. Tak terkecuali di Kabupaten Jembrana, salah satu daerah dengan penganut Islam terbesar di Bali. Di sini, kamu dapat menemui tradisi Male setiap tahunnya.

Bila menilik dari sejarah, Muslim di Jembrana memiliki karakteristik cukup unik, yang membedakannya dari Muslim dari kabupaten lainnya di wilayah Bali. Hal ini disebabkan oleh pembawa Islam pertama yang masuk ke Jembrana pada abad ke-15, berasal dari dua suku yang berbeda, yakni Melayu dan Bugis.

Seiring waktu berjalan, praktik budaya dan aspek sosiologis Muslim Jembrana setidaknya dipengaruhi oleh tiga suku yang berbeda, yakni Melayu sebagai bahasa sehari-hari, serta Bugis dan Bali untuk tradisi adat dan arsitektur.

Salah satu tradisi yang cukup unik di Jembrana ialah Male yang dapat dijumpai setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Male berarti kertas berwarna-warni yang biasa digantung bersama telur berwarna-warni. Perayaan Maulid Nabi SAW ini oleh Muslim Jembrana disebut `Mauludan`.

Saat memasuki bulan Rabiul Awal yang identik dengan perayaan Maulid Nabi SAW, Muslim Jembrana secara bergiliran menggelar Mauludan di seluruh masjid dan surau selama satu bulan penuh. Untuk memeriahkan Mauludan ini, masyarakat membuat Male.

Male konvensional umumnya terbuat dari batang pisang yang dihias sedemikian rupa dengan kertas dan balon warna-warni. Lalu, di batang pisang tersebut ditancapkan telur rebus yang sebelumnya sudah dibungkus dengan kantong plastik bening lalu diikat di ujung tusuk sate yang terbuat dari bambu.

Untuk untuk membuat Male ini terlihat lebih menarik, telur yang telah terbungkus plastik tadi dibalut dan dihias dengan kertas minyak warna-warni. Biasanya, dalam satu batang pisang terdapat ratusan telur, yang akan dibagikan setelah pembacaan doa dalam pelaksanaan Mauludan.

Kini bentuk dan hiasan Male sudah beraneka macam. Tak hanya bentuk konvensional, banyak masyarakat mulai gemar membuat Male dalam bentuk pohon, perahu, rumah, buah-buahan, hingga sepeda, tergantung kreativitas para pemuda Muslim di masing-masing desa.

Jika kamu berkesempatan berlibur ke Jembrana, kamu juga dapat menyaksikan prosesi unik sebelum menempatkan Male-Male itu di masjid. Masyarakat berbondong-bondong mengarak Male dari satu titik tertentu secara bersamaan, sehingga menjadi sebuah tontonan yang menarik layaknya parade.

Dan sebagai bentuk toleransi dari umat Hindu, kerap kali perayaan Mauludan dikawal oleh Pecalang, satuan keamanan umat Hindu yang berjaga-jaga di sekitar lokasi acara.

TAGS : Tradisi Bali Kabupaten Jembrana Male Mauludan Desa Loloan




TERPOPULER :