Sabtu, 23/11/2024 02:44 WIB

Hati-hati! inilah Kata-kata Penghinaan Masyarakat Bali

Penghinaan atau kata-kata kasar sangat dihindari karena dianggap tidak sopan dan dapat merusak hubungan sosial

Wanita Bali sedang menjalankan ritual keagamaan, masyarakat perlu menjaga sikap berbahasa

Balimemo.com - Dalam budaya Bali, seperti halnya di banyak budaya lain, penghinaan atau kata-kata kasar sangat dihindari karena dianggap tidak sopan dan dapat merusak hubungan sosial yang harmonis. Masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi kesopanan, tata krama, dan adat istiadat. Oleh karena itu, mereka cenderung menghindari penggunaan kata-kata yang dapat melukai perasaan orang lain.

Namun, seperti dalam bahasa dan budaya lainnya, ada beberapa kata atau ungkapan yang dianggap tidak sopan atau menghina jika digunakan. Misalnya:

  1. Jaran (Kuda): Dalam konteks tertentu, menyebut seseorang dengan kata "jaran" bisa dianggap menghina, terutama jika digunakan untuk merendahkan atau mengejek perilaku seseorang yang dianggap kasar atau liar.

  2. Bajingan: Kata ini berasal dari bahasa Jawa, tetapi juga dikenal di Bali dan digunakan untuk menghina seseorang dengan konotasi negatif, seperti menyebut seseorang yang berperilaku buruk atau tidak bermoral.

  3. Cicing (Anjing): Menggunakan kata ini untuk merujuk pada seseorang bisa sangat menghina karena anjing dalam konteks tertentu dianggap rendah atau kotor.

  4. Konyol/Kenol: Ini adalah kata yang lebih ringan, tetapi jika digunakan dalam nada yang mengejek, bisa dianggap merendahkan karena berarti bodoh atau tolol.

  5. Bedegong: Ini adalah istilah untuk seseorang yang dianggap pembohong atau tidak dapat dipercaya. Meskipun tidak sekeras kata-kata lain, tetap dapat dianggap sebagai penghinaan tergantung pada konteksnya.

  6. Idiot/Goblok: Kata ini digunakan untuk merendahkan intelegensi seseorang, dan sama seperti dalam bahasa Indonesia umum, dianggap sangat tidak sopan jika diucapkan kepada orang lain.

Perlu diingat bahwa dalam masyarakat Bali yang sangat menghargai adat, tata krama, dan harmoni sosial, penggunaan kata-kata kasar atau penghinaan sangat dihindari. Masyarakat Bali cenderung menggunakan bahasa yang halus dan sopan untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial. Jika terjadi konflik, mereka biasanya akan menyelesaikannya melalui musyawarah dan pendekatan yang damai, sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal yang berlaku.

TAGS : Bali Bahasa Kasar Bedegong




TERPOPULER :