Pura Besakih di Karangasem (Foto: Dok. Pemkab Karangasem)
Balimemo.com – Bali memiliki banyak situs-situs kuno, namun sedikitnya dokumentasi tertulis yang tersisa sehingga sulit untuk menentukan secara pasti pura pertama yang dibangun. Beberapa pura di Bali dianggap sebagai pura tertua dengan sejarah panjang yang berkaitan dengan perkembangan agama Hindu di pulau ini.
Sejarah pura pertama di Bali berkaitan erat dengan penyebaran agama Hindu di pulau ini, yang dimulai sejak awal abad pertama Masehi dan mencapai puncaknya selama masa kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia.
Meskipun sulit untuk menentukan secara pasti pura pertama yang dibangun di Bali, Pura Besakih sering dianggap sebagai pura tertua dan paling suci di Bali, dengan sejarah panjang yang terkait dengan awal penyebaran agama Hindu di pulau ini
Pura Pertama dan Tertua di Bali: Pura Besakih
Pura Besakih, yang sering disebut sebagai "Mother Temple" atau "Pura Ibu" di Bali, adalah kompleks pura terbesar dan paling penting di Bali. Meskipun tidak dapat dikatakan secara pasti bahwa Pura Besakih adalah pura pertama di Bali, pura ini sering dianggap sebagai pura tertua dan paling suci, yang menjadi pusat spiritual dan keagamaan bagi umat Hindu di Bali.
Menurut legenda, Pura Besakih didirikan oleh seorang pertapa dari India yang bernama Rsi Markandeya pada abad ke-8 Masehi. Rsi Markandeya adalah seorang pemuka agama Hindu yang datang dari Jawa untuk menyebarkan ajaran Hindu di Bali.
Ketika tiba di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali yang dianggap suci, ia memutuskan untuk mendirikan tempat pemujaan sebagai pusat spiritual. Tempat inilah yang kemudian berkembang menjadi Pura Besakih.
Rsi Markandeya dikisahkan menanam lima jenis logam suci yang dikenal sebagai Panca Datu (emas, perak, besi, tembaga, dan perunggu) di tanah tempat Pura Besakih berdiri. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk persembahan kepada dewa-dewa dan untuk memohon perlindungan serta keberkahan bagi masyarakat Bali.
Seiring waktu, Pura Besakih berkembang dari sebuah tempat pemujaan sederhana menjadi sebuah kompleks besar yang terdiri dari 23 pura terpisah. Pura utama, yang disebut Pura Penataran Agung, adalah pura terbesar dalam kompleks ini dan didedikasikan kepada Tri Murti, yaitu Brahma (pencipta), Wisnu (pemelihara), dan Siwa (penghancur). Setiap pura di kompleks ini memiliki fungsi dan tujuan spesifik dalam upacara keagamaan dan ritual.
Selama berabad-abad, berbagai kerajaan di Bali, seperti Kerajaan Gelgel dan Kerajaan Klungkung, memberikan perhatian khusus pada Pura Besakih sebagai pusat keagamaan dan spiritual. Mereka mendukung pembangunan dan perbaikan pura ini, yang memperkuat statusnya sebagai pura utama di Bali.
Pura Besakih menjadi pusat spiritual dan keagamaan bagi umat Hindu di Bali. Sebagai pura utama, Pura Besakih adalah tempat di mana berbagai upacara besar dan penting, seperti Upacara Eka Dasa Rudra dan Upacara Panca Wali Krama, diadakan untuk menjaga keseimbangan dan harmoni alam semesta.
Pura Besakih juga dikenal sebagai tempat di mana konsep Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagiaan atau keharmonisan) diterapkan dan dipraktikkan. Konsep ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam.
Selain Pura Besakih, ada beberapa pura lain di Bali yang dianggap tua dan memiliki sejarah panjang yang menunjukkan perkembangan agama Hindu di Bali:
Pura Lempuyang Luhur
Pura ini juga merupakan salah satu pura tertua di Bali dan sering disebut sebagai salah satu Sad Kahyangan Jagat (enam pura utama di Bali). Pura Lempuyang Luhur didedikasikan kepada Dewa Iswara dan dianggap sebagai tempat yang sangat suci bagi umat Hindu Bali.
Pura ini telah ada sejak awal penyebaran agama Hindu di Bali dan menjadi pusat pemujaan yang penting. Lokasi Pura Lempuyang Luhur di lereng Gunung Lempuyang, Karangasem.
Pura Gunung Kawi
Pura Gunung Kawi adalah kompleks pura yang terdiri dari 10 candi batu besar yang diukir di tebing. Pura ini diperkirakan berasal dari abad ke-11 dan didedikasikan untuk menghormati Raja Anak Wungsu dan keluarganya.
Keberadaan pura ini menunjukkan pentingnya pemujaan leluhur dalam agama Hindu Bali dan juga menjadi bukti arkeologis perkembangan agama Hindu di pulau ini. Lokasi Pura Gunung Kawi di Tampaksiring, Gianyar.
Pura Goa Gajah
Pura Goa Gajah, yang sering disebut sebagai "Elephant Cave," diperkirakan berasal dari abad ke-11. Goa ini digunakan sebagai tempat pertapaan bagi para pendeta Hindu dan Buddha.
Pura ini adalah contoh penting dari sinkretisme agama Hindu dan Buddha di Bali pada masa lalu dan menunjukkan pengaruh Majapahit serta kerajaan-kerajaan sebelumnya. Lokasi Pura Goa Gajah di Bedulu, Gianyar.
TAGS : Sejarah Pura Tua Bali Besakih