Pemkot Denpasar menggelar Festival Legong Keraton Lasem se-Bali (Foto: Pemkot Denpasar)
Balimemo.com - Kerajaan Majapahit, yang berdiri pada abad ke-13 hingga ke-15 di Jawa Timur, memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kebudayaan Bali. Pengaruh tersebut sangat mendalam dan meluas, mencakup berbagai aspek kehidupan mulai dari agama, seni, bahasa, hingga sistem sosial dan politik.
Meskipun kerajaan Majapahit runtuh pada abad ke-15, pengaruhnya tetap hidup di Bali, menjadikan pulau ini sebagai salah satu penjaga warisan budaya Majapahit yang kaya dan beragam.
Bali telah berhasil mengadaptasi dan melestarikan elemen-elemen ini, menjadikannya bagian integral dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Bali hingga saat ini.
Berikut adalah beberapa pengaruh Kerajaan Majapahit terhadap kebudayaan Bali:
1. Penyebaran Agama Hindu-Buddha
Salah satu pengaruh terbesar Majapahit di Bali adalah penyebaran agama Hindu. Sebelum kedatangan Majapahit, Bali telah mengenal agama Hindu, namun Majapahit memperkuat dan mengokohkan Hindu sebagai agama dominan di Bali.
Bersamaan dengan pengaruh agama Hindu, beberapa elemen dari agama Buddha juga diperkenalkan dan terintegrasi dalam praktik keagamaan di Bali.
Pengaruh Majapahit memperkenalkan dan memperkuat sistem kasta Hindu di Bali, yang dikenal sebagai Catur Warna. Meskipun berbeda dengan sistem kasta di India, sistem kasta di Bali tetap berakar pada konsep-konsep Hindu yang diperkenalkan oleh Majapahit. Sistem kasta ini kemudian menjadi bagian integral dari struktur sosial dan agama di Bali.
2. Sistem Pemerintahan dan Politik
Setelah Bali ditaklukkan oleh Majapahit pada tahun 1343 oleh ekspedisi Gajah Mada, Bali dijadikan sebagai wilayah kekuasaan Majapahit. Ini membawa perubahan dalam sistem pemerintahan Bali dari bentuk tradisional ke bentuk kerajaan yang lebih terstruktur, mirip dengan sistem politik di Majapahit.
Majapahit memperkenalkan sistem pemerintahan yang didasarkan pada konsep kasta Hindu. Sistem ini membagi masyarakat menjadi beberapa kelompok, dengan para Brahmana sebagai kelompok teratas yang bertugas dalam bidang keagamaan dan pendidikan, Ksatria sebagai penguasa dan prajurit, Waisya sebagai pedagang dan pengrajin, dan Sudra sebagai petani dan pekerja.
Bali juga mengadopsi beberapa sistem hukum dari Majapahit, termasuk hukum adat dan aturan pemerintahan yang mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat Bali. Beberapa konsep hukum dan aturan adat yang diterapkan di Bali hingga saat ini masih memiliki akar dari tradisi Majapahit.
3. Bahasa dan Sastra
Pengaruh Majapahit terlihat jelas dalam penggunaan bahasa Kawi (Jawa Kuno) yang menjadi bahasa resmi dan bahasa sastra di Bali. Banyak teks-teks kuno, seperti lontar dan manuskrip, ditulis dalam bahasa Kawi. Selain itu, aksara Bali yang digunakan saat ini juga dipengaruhi oleh aksara Jawa Kuno dari Majapahit.
Majapahit juga mempengaruhi perkembangan sastra di Bali, termasuk epos-epos besar Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata, yang diperkenalkan oleh pendeta dan brahmana dari Majapahit. Karya-karya sastra ini diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam bahasa Kawi dan Bali, yang kemudian menjadi bagian penting dari literatur dan budaya Bali.
4. Seni dan Arsitektur
Majapahit memperkenalkan gaya arsitektur candi yang menjadi dasar bagi pembangunan pura di Bali. Candi Bentar (gerbang terbelah), Meru (bangunan bertingkat yang melambangkan Gunung Meru), dan Padmasana (altar pemujaan) di pura-pura Bali memiliki kemiripan dengan struktur arsitektur yang ditemukan di Jawa Timur selama masa Majapahit.
Seni ukir dan patung di Bali juga dipengaruhi oleh gaya Majapahit, terutama dalam penggunaan motif-motif relief yang detail dan ornamen berbentuk flora dan fauna. Karya seni seperti ukiran kayu dan batu yang ditemukan di pura-pura dan tempat suci di Bali menunjukkan pengaruh gaya Majapahit.
5. Adat dan Tradisi
Beberapa upacara dan ritual keagamaan di Bali, seperti upacara Ngaben (kremasi), Galungan, Kuningan, dan Saraswati, menunjukkan pengaruh Majapahit dalam hal penyusunan dan pelaksanaan ritual Hindu. Upacara-upacara ini memiliki elemen-elemen yang berakar dari tradisi Hindu-Jawa yang diperkenalkan oleh Majapahit.
Meskipun sistem subak, yaitu sistem irigasi tradisional Bali, sudah ada sebelum kedatangan Majapahit, pengaruh Majapahit memperkenalkan tata cara organisasi yang lebih terstruktur dalam pengelolaan air untuk pertanian. Konsep tata kelola air ini diperkuat oleh ajaran agama dan sistem sosial yang dipengaruhi oleh Majapahit, menjadikan subak sebagai warisan budaya yang memiliki unsur religius.
6. Pengaruh pada Struktur Sosial
Pengaruh Majapahit juga terlihat dalam pembentukan kelompok sosial di Bali yang dikenal sebagai Dadya atau kelompok kekerabatan, yang mirip dengan sistem Tribe di Majapahit. Kelompok ini terdiri dari keluarga besar yang memiliki ikatan darah, yang berfungsi sebagai unit dasar dalam masyarakat Bali.
Kesenian gamelan dan beberapa tarian tradisional Bali juga mendapat pengaruh dari kesenian Majapahit. Gamelan Bali, yang menjadi bagian penting dari upacara adat dan ritual, memiliki kesamaan dengan gamelan Jawa. Selain itu, beberapa tarian Bali, seperti Tari Gambuh dan Tari Legong, juga menunjukkan pengaruh tarian klasik Jawa yang berkembang selama era Majapahit.
7. Pengaruh Religius dan Filosofis
Konsep Tri Hita Karana, yang berarti tiga penyebab keharmonisan atau kebahagiaan (hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam), meskipun merupakan konsep lokal Bali, diperkuat oleh filosofi Hindu-Jawa yang dibawa oleh Majapahit. Konsep ini menjadi dasar bagi kehidupan spiritual, sosial, dan lingkungan di Bali.
Majapahit juga memainkan peran penting dalam mengintegrasikan ajaran Hindu dengan kepercayaan lokal Bali. Ini tercermin dalam praktik agama Hindu Bali yang unik, yang menggabungkan ajaran Hindu dengan tradisi dan kepercayaan lokal, menciptakan bentuk spiritualitas yang berbeda dari Hindu di India atau Jawa.
TAGS : Pengaruh Kerajaan Majapahit kebudayaan Bali