Pecalang berjaga-jaga selama Hari Raya Nyepi (Foto: Antara)
Balimemo.com - Wisatawan dan kalian yang sering mendengar tentang Bali, tentu tak asing dengan istilah pecalang, terutama mendekati perayaan Hari Raya Nyepi setiap tahunnya. Namun, pernahkan kamu tahu lebih jauh soal pecalang?
Pecalang berasal dari `calang` yang berarti waspada. Mereka yang tergabung sebagai pecalang, bertugas sebagai polisi adat yang berperan vital dalam menjaga ketertiban dan keamanan desa-desa adat di Bali.
Dari makna tersebut, maka pecalang ialah orang yang selalu waspada terhadap segala bentuk gangguan keamanan, yang dapat mengganggu ketentraman desa.
Menurut sejarah, pecalang sudah ada sejak zaman dahulu. Salah satu versi menceritakan bahwa pecalang merupakan reinkarnasi dari penjaga puri atau istana raja-raja Bali.
Kehadirannya pecalang ini semakin eksis di masyarakat Bali modern sejak tahun 1970-an, seiring dengan makin banyaknya wisatawan domestik dan internasional yang datang ke Bali.
Pecalang tak cuma bertugas menjaga perayaan hari-hari keagamaan tertentu. Mereka juga turut menjaga ketertiban saat upacara adat, menjaga keamanan lingkungan, membantu kepolisian, serta melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan adat.
Dari segi penampilan, pecalang memiliki ciri khas, yakni mengenakan pakaian berwarna putih atau hitam, disertai atribut-atribut tertentu yang menunjukkan status dan kedudukannya. Selain itu, pecalang juga dikenal dengan sikapnya yang tegas, disiplin, dan sopan.
Di zaman modern saat ini, ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam melestarikan tradisi pecalang, mulai dari perubahan zaman yang menggerus nilai-nilai adat, terus bertambahnya jumlah wisatawan, hingga kurangnya minat generasi muda untuk menjadi pecalang.
Padahal, keberadaan penjaga keamanan ini tidak cuma bermanfaat untuk masyarakat Bali, namun juga wisatawan yang berkunjung di pulau ini.
TAGS : Pecalang Bali Polisi Adat Pariwisata