Selasa, 17/09/2024 00:47 WIB

Kalender Unik Masyarakat Bali: Atur Pertanian hingga Hari Sial

Kalender Bali terdiri dari dua sistem utama, yaitu kalender Saka dan kalender Pawukon, yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dalam kehidupan masyarakat Bali.

Kalender Bali (Foto: Doknet)

Balimemo.com - Bali memiliki kalender khusus yang berbeda dari sistem penanggalan pada umumnya. Kalender Bali tergolong unik karena digunakan oleh masyarakat Bali untuk mengatur kehidupan sehari-hari.

Sistem ini tidak hanya digunakan untuk menghitung hari dan bulan, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga harmoni antara manusia, alam, dan roh.

Kalender Bali terdiri dari dua sistem utama, yaitu kalender Saka dan kalender Pawukon, yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dalam kehidupan masyarakat Bali.

Sistem Kalender Saka diadopsi dari India dan digunakan oleh masyarakat Hindu di Bali. Kalender ini berdasarkan siklus bulan (lunar), di mana satu tahun terdiri dari 12 bulan dan setiap bulan memiliki 30 hari.

Tahun baru dalam kalender Saka dikenal sebagai Hari Raya Nyepi, yang dirayakan dengan ritual keheningan dan meditasi. Nyepi bukan hanya menandai awal tahun baru, tetapi juga momen penting untuk introspeksi spiritual bagi masyarakat Bali.

Di sisi lain, ada pula Kalender Pawukon sebagai sistem penanggalan lokal yang lebih kompleks. Sistem ini terdiri dari 210 hari dan tidak terbagi dalam tahun yang sama seperti kalender Saka.

Kalender Pawukon terdiri dari kombinasi siklus mingguan yang memiliki panjang yang bervariasi, dari siklus tiga hari hingga siklus sepuluh hari.

Setiap hari dalam kalender Pawukon memiliki karakteristik yang unik dan dianggap memengaruhi baik atau buruknya sebuah aktivitas, mulai dari pertanian hingga upacara keagamaan.

Masyarakat Bali mengandalkan kedua kalender ini untuk menentukan Hari Raya Galungan, Kuningan, Saraswati, dan berbagai upacara lainnya yang memiliki makna penting dalam kepercayaan Hindu Bali.

Pemilihan hari untuk upacara ini sangat penting, karena dipercayai bahwa hari yang baik akan membawa berkah, sedangkan hari yang tidak baik dapat menyebabkan malapetaka.

Selain itu, kalender Bali juga memiliki peran penting dalam dunia pertanian. Banyak petani di Bali menggunakan kalender ini untuk menentukan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen tanaman.

Misalnya, hari-hari tertentu dalam kalender Pawukon dianggap baik untuk menanam padi, sementara hari-hari lainnya dianggap lebih cocok untuk upacara yang berkaitan dengan panen.

Dengan demikian, kalender ini tidak hanya berfungsi dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam aspek praktis kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari, kalender Bali juga digunakan untuk menentukan hari baik untuk berbagai kegiatan penting, seperti pernikahan, potong gigi, atau bahkan membuka usaha baru.

Masyarakat Bali sangat mempercayai bahwa memilih hari yang tepat sesuai dengan kalender dapat membawa keberuntungan dan melancarkan proses kegiatan tersebut. Oleh karena itu, hampir setiap keputusan penting dalam hidup masyarakat Bali akan mempertimbangkan penanggalan dari kalender ini.

Selain hari-hari suci, kalender Bali juga mencakup hari-hari larangan yang dikenal sebagai Hari Tilem dan Hari Kajeng Kliwon. Pada hari-hari ini, masyarakat Bali sering kali menghindari kegiatan yang dianggap berisiko atau berbahaya karena dianggap sebagai hari yang kurang baik secara spiritual. Pada Hari Kajeng Kliwon, misalnya, ritual persembahan khusus dilakukan untuk menetralkan energi negatif.

TAGS : Kalender Bali Sistem Saka Pakuwon Hari Sial




TERPOPULER :