Senin, 25/11/2024 09:35 WIB

Hal Ini Dianggap Tabu Dilakukan di Bali

Di Bali terdapat sejumlah tabu atau hal-hal yang dianggap tidak pantas dilakukan

Ilustrasi (Foto: Kristina Flour/Unsplash)

Balimemo.com - Menghormati tradisi, adat istiadat, dan norma-norma sosial yang diwariskan turun-temurun adalah hal yang sangat penting di Bali. Terdapat sejumlah tabu atau hal-hal yang dianggap tidak pantas dilakukan.

Melanggar tabu ini bisa dianggap tidak sopan, bahkan menyinggung masyarakat setempat. Dengan memahami tabu-tabu ini, Anda tidak hanya akan menunjukkan penghargaan terhadap budaya Bali, tetapi juga akan menikmati kunjungan Anda dengan lebih baik, menghindari potensi pelanggaran norma sosial yang bisa menyinggung masyarakat setempat.

Berikut adalah beberapa hal yang dianggap tabu dilakukan di Bali:

1. Memasuki Pura dengan Pakaian Tidak Sopan

Memasuki pura (tempat suci umat Hindu) dengan pakaian yang terbuka atau tidak sopan, seperti memakai celana pendek, rok mini, atau pakaian yang memperlihatkan bahu dan dada.

Pura adalah tempat yang sangat dihormati di Bali. Memasuki pura dengan pakaian yang tidak sesuai dianggap tidak sopan dan tidak menghormati kesucian tempat tersebut. Selain itu, wanita yang sedang menstruasi dilarang memasuki pura.

Jika ingin mengunjungi pura, pastikan untuk mengenakan kamen (kain sarung) dan selendang yang melilit di pinggang sebagai tanda penghormatan. Sebagian besar pura menyediakan sarung dan selendang yang bisa dipinjam oleh pengunjung.

2. Menunjuk Orang atau Objek dengan Kaki

Menunjuk sesuatu atau seseorang dengan kaki dianggap sangat tidak sopan di Bali.

Dalam budaya Bali (seperti juga di banyak budaya Asia lainnya), kaki dianggap sebagai bagian tubuh yang paling rendah dan kotor. Menggunakan kaki untuk menunjuk, menyentuh sesuatu, atau bahkan menyeberangi kepala orang lain dianggap sangat tidak hormat.

Jika ingin menunjuk sesuatu, gunakan tangan dengan jari telunjuk atau seluruh telapak tangan, bukan kaki.

3. Menyentuh Kepala Orang Lain

Menyentuh kepala orang lain, terutama orang yang lebih tua atau pemuka agama, dianggap tabu.

Kepala dianggap sebagai bagian tubuh yang paling suci dalam budaya Bali. Menyentuh kepala orang lain tanpa izin, terutama anak-anak, bisa dianggap tidak sopan dan melecehkan.

Jika perlu menyentuh kepala seseorang, seperti seorang anak, pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu atau hindari menyentuh kepala sama sekali.

4. Berdiri atau Duduk Lebih Tinggi dari Upacara atau Orang yang Lebih Tua

Duduk atau berdiri lebih tinggi dari orang tua atau upacara keagamaan dianggap tidak sopan.

Dalam budaya Bali, hierarki dan kewibawaan sangat dihormati. Berdiri atau duduk lebih tinggi dari orang yang lebih tua atau dalam konteks keagamaan menunjukkan sikap tidak hormat. Hal ini terutama berlaku dalam upacara keagamaan atau saat di pura.

Saat upacara, pastikan untuk selalu duduk di tempat yang tidak lebih tinggi dari pemimpin upacara atau orang yang lebih tua.

5. Menginjak Sesajen (Canang Sari)

Menginjak atau melangkahi sesajen yang diletakkan di tanah atau di depan toko, rumah, atau pura dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak hormat.

Canang sari adalah persembahan harian yang dibuat oleh umat Hindu di Bali sebagai tanda penghormatan kepada para dewa. Menginjak atau melangkahi canang sari bisa dianggap merusak persembahan dan menodai kesucian dari persembahan tersebut.

Berjalanlah dengan hati-hati di sekitar sesajen, terutama di trotoar atau di depan toko, untuk menghindari menginjaknya secara tidak sengaja.

6. Mengambil Foto Saat Upacara Keagamaan Tanpa Izin

Mengambil foto secara sembarangan selama upacara keagamaan tanpa izin dari para peserta dianggap tidak sopan.

Upacara keagamaan di Bali adalah momen sakral yang sangat dihormati. Mengambil foto tanpa izin, terutama saat momen-momen penting dalam upacara, dapat dianggap mengganggu kesakralan acara.

Jika ingin mengambil foto selama upacara, pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu dan selalu hormati privasi para peserta. Jangan pernah menghalangi jalannya upacara hanya demi mendapatkan foto.

7. Bersikap Kasar atau Mengangkat Suara

Mengangkat suara, bersikap kasar, atau berdebat dengan nada keras di depan umum dianggap sangat tidak sopan di Bali.

Orang Bali dikenal sangat sopan dan menghargai ketenangan serta kesopanan. Bersikap agresif atau berteriak di tempat umum dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati lingkungan sosial.

Jaga selalu sikap tenang dan bersikap sopan, terutama ketika berbicara dengan orang lokal atau dalam situasi yang membutuhkan kesabaran.

8. Membawa Masuk Sepatu atau Sandal ke dalam Ruangan Suci

Memasuki ruangan suci seperti pura, rumah adat, atau tempat-tempat sakral lainnya dengan sepatu atau sandal dianggap sangat tidak hormat.
Sepatu dan sandal dianggap kotor, dan memasukkannya ke dalam area suci dapat menodai kesucian tempat tersebut.

Biasakan untuk selalu melepas sepatu atau sandal sebelum memasuki ruangan atau tempat-tempat yang dianggap suci, seperti pura, rumah adat, atau saat memasuki rumah orang Bali.

9. Mengabaikan Aturan saat Memanjat Gunung Suci

Mengabaikan aturan atau bersikap tidak hormat saat mendaki gunung yang dianggap suci, seperti Gunung Agung.

Gunung Agung dianggap sebagai tempat suci di Bali, karena dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa. Bersikap tidak hormat, seperti berbicara kasar, membuang sampah sembarangan, atau tidak mengikuti aturan lokal, dapat dianggap sebagai tindakan yang menodai kesucian gunung.

Saat mendaki Gunung Agung atau gunung-gunung lain yang dianggap suci di Bali, selalu ikuti aturan lokal, bersikap hormat, dan jaga kebersihan lingkungan.

10. Mengabaikan Simbol dan Tradisi Kasta

Mengabaikan atau tidak menghormati simbol-simbol kasta yang masih ada dalam masyarakat Bali.

Meskipun sistem kasta di Bali tidak seketat di India, masyarakat Bali masih memegang tradisi kasta dalam beberapa hal, terutama dalam upacara adat dan hubungan sosial. Tidak menghormati orang dari kasta tertentu atau melecehkan simbol-simbol kasta dianggap sangat tidak sopan.

Saat berinteraksi dengan masyarakat Bali, terutama dalam konteks upacara atau acara adat, bersikaplah sopan dan hormat terhadap tradisi yang ada, termasuk hierarki sosial.

11. Berpakaian Terlalu Terbuka di Tempat Umum

Berpakaian terlalu terbuka atau tidak pantas di tempat-tempat umum, seperti pasar tradisional, pura, atau desa adat, dianggap tidak sopan.

Meskipun Bali dikenal sebagai destinasi wisata pantai, banyak daerah di Bali yang memiliki norma berpakaian yang konservatif, terutama di desa-desa tradisional dan pura.

Saat mengunjungi desa adat atau pura, kenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu terbuka di tempat-tempat umum, terutama yang jauh dari pantai.

TAGS : Tabu Dilakukan Bali Tradisi




TERPOPULER :