Pohon dibungkus kain poleng di Bali (Foto: pariwisataindonesia)
Balimemo.com - Kain bermotif kotak-kotak hitam putih atau kain poleng merupakan simbol yang paling lekat dengan budaya Bali. Kain semacam ini sering ditemukan di pura maupun digunakan oleh umat Hindu.
Tak cuma itu, kain poleng juga kerap dipakai untuk membungkus pohon-pohon tertentu di Bali. Fenomena pohon dibungkus ini akan sering kamu temukan ketika berlibur ke Pulau Dewata.
Nyatanya, praktik ini bukan sekadar hiasa semata, melainkan mengandung makna filosofis mendalam terkait hubungan manusia dengan alam semesta, yang merupakan bagian dari Tri Hita Karana.
Dalam kepercayaan Hindu Bali, pohon dianggap sebagai salah satu manifestasi dari kekuatan kosmis. Pohon diyakini menjadi tempat tinggal para dewa dan roh leluhur, sehingga memiliki kedudukan terhormat dan dianggap makhluk suci.
Nah, pembungkusan pohon dengan kain poleng memiliki beberapa tujuan. Di antaranya bentuk penghormatan dan perlindungan terhadap pohon. Sebab, kain poleng dianggap sarana untuk mengundang energi positif dan menolak energi negatif yang dapat mengganggu kesucian pohon.
Adapun motif kotak-kotak pada kain poleng melambangkan konsep rwa bhineda, atau dualitas yang saling melengkapi. Hitam melambangkan kekuatan negatif atau buta, sementara putih melambangkan kekuatan positif atau swa. Dengan demikian, kain poleng mewakili keseimbangan antara kekuatan yang ada di alam semesta.
Pembungkusan pohon dengan kain poleng sering dilakukan pada saat upacara Melasti. Melasti adalah upacara penyucian diri dan alam semesta yang dilakukan oleh umat Hindu Bali. Dalam upacara ini, kain poleng yang telah digunakan untuk membungkus pohon akan dibersihkan dan dikembalikan ke alam sebagai bentuk penghormatan.
Sementara itu, terdapat beberapa jenis kain poleng yang digunakan untuk membungkus pohon, masing-masing memiliki makna dan kegunaan yang berbeda. Perbedaan ini terletak pada jumlah warna dan kombinasi motifnya.
TAGS : Kain Poleng Pohon Suci Tradisi Bali
