Setiap bagian dalam rumah adat Bali dirancang dengan penuh perhatian terhadap hubungan spiritual, sosial, dan alam (foto:99.co)
Balimemo.com - Setiap bagian rumah adat Bali dibangun berdasarkan prinsip-prinsip spiritual, sosial, dan budaya yang menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Setiap bagian dalam rumah adat ini dirancang dengan penuh perhatian terhadap hubungan spiritual, sosial, dan alam. Prinsip Tri Hita Karana menjadi dasar dari seluruh konsep perancangan rumah, menjadikannya tempat tinggal yang tidak hanya nyaman secara fisik, tetapi juga seimbang secara spiritual.
Rumah adat Bali terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing memiliki fungsi dan makna spiritual tersendiri.
Berikut beberapa bagian penting dalam rumah adat Bali:
1. Tata Letak Berdasarkan Arah Mata Angin
Rumah adat Bali mengikuti prinsip "Asta Kosala Kosali", yaitu aturan tata letak yang mengatur pembangunan berdasarkan arah mata angin. Prinsip ini mengarahkan pembangunan rumah sesuai dengan letak Gunung Agung, yang dianggap sebagai tempat suci, dan lautan sebagai tempat yang rendah dan tidak suci.
Utara-Timur (Kaja-Kangin): Bagian paling suci, di mana bangunan suci atau tempat persembahan biasanya diletakkan.
Selatan-Barat (Kelod-Kauh): Bagian paling rendah dan tidak suci, tempat di mana bangunan utilitas seperti dapur dan lumbung diletakkan.
2. Sanggah/ Pamerajan (Tempat Suci Keluarga)
Sanggah atau Pamerajan adalah tempat suci di dalam kompleks rumah adat Bali yang didedikasikan untuk pemujaan kepada leluhur dan para dewa. Bangunan ini diletakkan di sisi timur laut rumah, menghadap Gunung Agung.
Tempat ini mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan) dan menjadi pusat spiritual keluarga. Sanggah merupakan tempat untuk berdoa dan melakukan upacara-upacara keagamaan.
3. Bale Daja (Bangunan Utama)
Bale Daja adalah bangunan utama dalam kompleks rumah adat Bali yang digunakan sebagai ruang tidur dan tempat tinggal utama. Lokasi bangunan ini biasanya berada di sisi utara rumah, yang dianggap sebagai arah paling suci.
Bale Daja melambangkan posisi kehormatan dalam keluarga. Bagian ini adalah tempat istirahat, sehingga diletakkan di bagian yang paling tinggi dan suci dari rumah.
4. Bale Dauh (Ruang Tamu)
Bale Dauh terletak di sebelah barat kompleks rumah adat Bali dan berfungsi sebagai ruang tamu atau tempat untuk menerima tamu. Ini adalah ruang untuk berkumpul bersama keluarga atau tetangga.
Bale Dauh mencerminkan Pawongan, yaitu hubungan harmonis antara manusia dengan sesamanya. Tempat ini juga digunakan untuk acara-acara sosial seperti rapat keluarga.
5. Bale Delod (Bangunan Serbaguna)
Bale Delod adalah bangunan serbaguna yang biasanya digunakan untuk tempat tidur tamu, ruang makan, atau tempat istirahat. Bangunan ini terletak di sisi selatan rumah, yang dianggap sebagai bagian yang kurang suci dibandingkan Bale Daja.
Bale Delod juga mencerminkan hubungan manusia dengan sesama, di mana tempat ini sering digunakan untuk kegiatan bersama anggota keluarga atau untuk tamu yang berkunjung.
6. Dapur (Paon)
Dapur atau Paon adalah bagian dari rumah adat Bali yang digunakan untuk memasak. Biasanya, dapur terletak di bagian barat atau selatan kompleks rumah, yang dianggap sebagai area yang lebih rendah dan kurang suci.
Dapur memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi letaknya di area yang lebih rendah karena terkait dengan aktivitas yang tidak suci menurut kepercayaan Bali. Paon mencerminkan Palemahan, yaitu hubungan manusia dengan alam.
7. Lumbung (Jineng)
Lumbung atau Jineng adalah bangunan tradisional Bali yang digunakan untuk menyimpan padi atau hasil panen. Bangunan ini memiliki atap tinggi dan lantai yang ditinggikan untuk melindungi hasil panen dari kelembaban dan hama.
Jineng mencerminkan aspek ekonomi dalam kehidupan keluarga Bali, di mana padi sebagai hasil panen dilihat sebagai simbol kesejahteraan dan kelimpahan. Jineng juga melambangkan hubungan manusia dengan alam dan sumber daya alam yang menopang kehidupan mereka.
TAGS : Bagian Rumah Adat Bali Filosofi