Baju barong di Bali (Foto: Kemenparekraf)
Balimemo.com - Di antara beraneka ragam oleh-oleh khas Bali, ada satu yang biasanya enggan dilewatkan wisatawan, yakni baju barong. Baju barong digemari karena desainnya yang unik meski terbilang sederhana.
Kendati demikian, tahukah kamu bahwa di balik popularitasnya saat ini, baju barong memiliki perjalanan panjang hingga akhirnya terkenal dan menjadi incaran banyak orang.
Dilansir dari laman Kemenparekraf, baju barong Bali dicetuskan oleh mendiang Pande Ketut Krisna yang meninggal dunia pada 29 Februari 2024 lalu. Rupanya, baju barong dibuat oleh Pande Ketut tanpa kesengajaan.
Awalnya, dia bersama keluarganya di Gianyar, sedang mengembangkan kreasi kain endek Bali atau kain tenun khas Bali, yang kala itu warnanya cukup terbatas, yakni warna dasar hitam dipadu biru, hitam dipadu hijau, dan cokelat.
Selama proses eksperimen, sang seniman melakukan berbagai percobaan celup benang tenun untuk mendapatkan warna kain endek yang lebih bervariatif. Berawal dari eksperimen inilah akhirnya seniman kelahiran 21 Juni 1946 tersebut menemukan warna-warna berbeda dan berbentuk gambar barong.
Hingga akhirnya, tepat pada 1969, terbentuklah desain motif baju barong yang dikenal luas oleh wisatawan sampai sekarang.
Menariknya, sejak pertama kali diciptakan, Pande Ketut Krisna sengaja membuat desain gambar baju barong yang sederhana agar mudah dibuat. Namun, dirinya mengecualikan motif barong ketet (ket), karena tergolong rumit digambar.
Dan yang perlu dipahami ialah, hampir sebagian besar baju barong di Bali dibuat secara manual, yakni dengan dilukis tangan secara langsung di atas kain. Dimulai dengan menggambar kepala barong di bagian tengah baju berwarna cerah yang telah dipilih, dan dilanjutkan dengan menambahkan beberapa detail agar gambar barong terlihat lebih hidup. Mulai dari menggambar gigi, mulut, hidung, hingga mata barong.
Identik dengan bentuk kepala barong dengan dasar kain polos berwarna cerah, baju barong buatan Pande Ketut Krisna laris manis di pasar oleh-oleh Bali.
Awalnya, sang seniman menjual baju barong di obyek wisata seperti Ubud dan Kuta. Dijual seharga Rp1.500 per potong, baju barong hampir selalu habis terjual karena dianggap penemuan baru saat wisatawan mencari oleh-oleh.
Hingga akhirnya, saat ini baju barong banyak ditemukan di berbagai toko oleh-oleh di Bali. Bahkan, permintaan baju barong tidak hanya datang dari Indonesia.
TAGS : Baju Barong Pande Ketut Krisna Oleh-oleh Bali