Jum'at, 01/11/2024 07:22 WIB

Pemakaman Trunyan yang Unik dan Bikin Merinding!

Pemakaman Trunyan adalah salah satu daya tarik budaya dan spiritual yang paling unik dan misterius di Bali

Pemakaman Trunyan yang Unik dan Bikin Merinding (foto:motret lagi!)

Balimemo.com - Pemakaman Trunyan adalah salah satu daya tarik budaya dan spiritual yang paling unik dan misterius di Bali.

Pemakaman Trunyan merupakan salah satu tradisi pemakaman unik dan misterius di Bali yang dilakukan oleh masyarakat Desa Trunyan, sebuah desa Bali Aga yang terletak di tepi Danau Batur, Kabupaten Bangli.

Berbeda dengan tradisi pemakaman Hindu Bali lainnya, jenazah di Trunyan tidak dikubur atau dibakar (ngaben), melainkan diletakkan di atas tanah di bawah pohon besar yang disebut pohon Taru Menyan.

Kehadiran pohon Taru Menyan diyakini dapat menghilangkan bau jenazah, tempat ini menawarkan wawasan yang mendalam tentang adat dan kepercayaan masyarakat Bali Aga.

Mengunjungi Trunyan adalah kesempatan untuk menyaksikan tradisi yang langka dan merasakan kekayaan budaya Bali yang beragam.

Pemakaman di Trunyan mengikuti adat istiadat Bali Aga, masyarakat Bali asli yang mempertahankan tradisi kuno yang diwariskan turun-temurun. Jenazah di Desa Trunyan ditempatkan di atas tanah di area pemakaman yang disebut Sema Wayah, dan hanya ditutupi dengan anyaman bambu berbentuk sangkar (atau disebut ancak saji). Tidak ada proses penguburan atau kremasi.

Jenazah diletakkan di atas tanah, dibiarkan begitu saja hingga tubuh mengalami dekomposisi secara alami.

Jenazah hanya ditutupi dengan anyaman bambu untuk melindungi dari binatang liar, tetapi tetap terbuka sehingga masih dapat terlihat.

Salah satu aspek paling unik dari pemakaman Trunyan adalah kehadiran pohon Taru Menyan, sebuah pohon besar yang diyakini memiliki kemampuan untuk menyerap bau jenazah yang membusuk. Kata "Taru" berarti pohon, dan "Menyan" berarti wangi atau harum dalam bahasa Bali. Oleh karena itu, pohon ini dianggap sebagai alasan mengapa tidak ada bau busuk dari jenazah yang diletakkan di area pemakaman, meskipun tubuh-tubuh tersebut dibiarkan di atas tanah.

Pohon Taru Menyan dipercaya menyerap bau tidak sedap, sehingga area pemakaman tetap tidak berbau meskipun terdapat banyak jenazah yang membusuk.

Keberadaan pohon ini menjadikan pemakaman Trunyan sebagai salah satu tempat yang unik dan misterius di Bali.

Di Desa Trunyan, terdapat tiga jenis pemakaman yang disesuaikan dengan kondisi jenazah dan penyebab kematian:

Sema Wayah: Pemakaman utama bagi orang dewasa yang meninggal secara wajar (bukan karena kecelakaan atau penyakit menular). Jenazah ditempatkan di atas tanah di bawah pohon Taru Menyan dan dibiarkan terurai secara alami.

Sema Muda: Tempat pemakaman bagi orang yang meninggal secara tidak wajar, seperti karena kecelakaan, bunuh diri, atau penyakit menular. Jenazah di Sema Muda akan dikubur, berbeda dengan tradisi di Sema Wayah.

Sema Bantas: Khusus untuk bayi atau anak-anak yang meninggal, serta orang dewasa yang tidak menikah. Jenazah di sini juga dikubur.
Bagi masyarakat Trunyan, pemakaman dengan cara ini merupakan bagian dari kepercayaan dan spiritualitas mereka, yang berbeda dengan masyarakat Hindu Bali pada umumnya. Mereka percaya bahwa dengan cara ini, roh orang yang meninggal dapat dengan mudah menyatu kembali dengan alam.

Ritual dan adat Bali Aga di Trunyan sangat dijaga dan dijalankan dengan ketat.

Tidak ada prosesi ngaben seperti di kebanyakan wilayah Bali, karena mereka memiliki cara pemakaman tradisional yang berbeda.

Proses pemakaman di Trunyan dimulai dengan membersihkan jenazah dan mengenakan pakaian putih. Setelah itu, jenazah dibawa ke area pemakaman dengan upacara adat dan diletakkan di bawah pohon Taru Menyan. Masyarakat kemudian membuat anyaman bambu berbentuk sangkar untuk melindungi jenazah dari hewan liar.

Sesajen berupa bunga, buah, dan barang-barang lain sering ditempatkan di dekat jenazah sebagai bentuk penghormatan.

Jumlah jenazah yang dapat diletakkan di Sema Wayah terbatas, sehingga jika penuh, jenazah lama akan dipindahkan untuk memberi ruang bagi jenazah baru.

Desa Trunyan terletak di tepi Danau Batur dan hanya dapat diakses dengan menggunakan perahu dari Pelabuhan Kedisan. Perjalanan dengan perahu ke desa ini menawarkan pemandangan indah Danau Batur dan Gunung Batur. Setelah tiba di desa, pengunjung dapat berjalan kaki menuju area pemakaman Sema Wayah.

Wisatawan harus menghormati adat dan aturan lokal saat mengunjungi pemakaman.

Tidak disarankan untuk datang tanpa panduan lokal, karena adat Trunyan cukup ketat.

Tips Mengunjungi Pemakaman Trunyan

• Hormati adat istiadat dan tradisi lokal, termasuk berpakaian sopan dan tidak membuat keributan di area pemakaman.

• Bawa pemandu lokal untuk memahami lebih lanjut tentang tradisi dan kepercayaan masyarakat Trunyan.

• Jangan mengambil foto tanpa izin, terutama saat ada upacara pemakaman atau jenazah di lokasi.

• Perjalanan dengan perahu ke Desa Trunyan bisa menjadi pengalaman tersendiri, jadi pastikan untuk menikmati pemandangan Danau Batur.

Keunikan dan Daya Tarik Pemakaman Trunyan

Pemakaman Trunyan adalah salah satu tempat paling unik di Bali, menarik perhatian karena tradisi kuno yang berbeda dari pemakaman Hindu Bali lainnya. Tempat ini menawarkan pengalaman budaya dan spiritual yang mendalam, di mana pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan masyarakat Bali Aga dan bagaimana mereka menghormati orang yang telah meninggal.

Keunikan pemakaman Trunyan:

• Cara pemakaman yang tidak biasa, dengan jenazah diletakkan di atas tanah di bawah pohon Taru Menyan.

• Tidak adanya bau busuk meskipun banyak jenazah yang membusuk, berkat pohon Taru Menyan.

• Tradisi Bali Aga yang kuno dan berbeda dari kebiasaan Hindu Bali modern.

TAGS : Pemakaman Trunyan Unik Misterius Taru Menyan Bali




TERPOPULER :